ME...

ME...
MUSCAT-OMAN 2005

Selasa, 21 Juli 2009

pertanyaan "anak seribu pulau"

seorang teman saya bekerja di kepulauan seribu, menjalankan bisnis budi daya ikan bandeng. beberapa waktu yang lalu dia mengirimkan pertanyaan, yang secara singkat saya jawab berikut ini:

the question:
Kang....orang2 yg tiap harinya berbuat maksiat, misalnya mabuk terus, benar ga kalo dia meninggal ga boleh di shalatin oleh orang2 muslim,,,hadisnya gmn kang??? ke 2..orang yang kerjanya tiap hari menyelam seperi nelayan..gmn puasanya..sah ga? krn pasti ada air yg masuk,,,jawaban yg bijak tuk mereka tu gm dan apa dalilnya? maklum pertanyaan di pulau, sy sulit cari referensi..

my answear:
1. Allah melarang Rasulullah menyalati orang munafiq (QS. al-Taubah ayat 84) dan rasulullah pernah menyatakan keengganan menyalati orang yang berhutang sampai shahabat Ali berkenan menanggung sementara hutang tersebut.
hati orang tidak ada yang tahu. Rasulullah tahu orang munafiq karena Allah memberi tahunya. sementara ente dan saya tidak bisa menebak hati orang dan tidak diberi tahu Tuhan...jadi, ente dan saya tidak tahu apakah seseorang itu munafiq atau tidak munafiq.
keengganan Rasulullah menyalati orang yang berhutang bukan karena semata faktor hutangnya, tapi mungkin ada faktor lain yang tidak "tersampaikan secara lugas" dalam hadis tersebut.

menyalati orang artinya kita mendoakan dirinya. dan muslim yang banyak dosa tentu sangat layak didoakan.
Alquran mengajarkan kita mendoakan orang mukmin yang sudah mati tanpa membedakan apakah ia banyak dosa atau sedikit (QS. al- Hasyr ayat 10)
perlu kita ingat, setipa kita selalu dalam kondisi "berdosa", di mana banyak kesalahan yang secara sadar maupun tidak sadar kita lakukan sementara kebaikan yang kita lakukan belum tentu diterima...maka kita pun layak didoakan dan dishalati.

kemudian, orang yang menyelam tetep bisa berpuasa selama dia tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasanya. semisal secara tidak sadar meminum air (yang sudah diupayakan untuk dihindari), maka itu termasuk rezeki yang Allah berikan kepadanya (QS. al-Baqarah ayat 286 dan 184), dan Allah senantiasa menghendaki kemudahan bagi hamba-Nya (QS. al-Baqarah ayat 185)