ME...

ME...
MUSCAT-OMAN 2005

Minggu, 23 Januari 2011

KITA BELAJAR (BEKERJA) UNTUK KEBAIKAN KITA SENDIRI

"Kiai, saya selalu belajar dengan giat, bahkan menghafalkan, materi yang akan diujikan dalam ulangan. Sementara beberapa teman saya tidak belajar dan membuat contekan." Ujar Anam. "Hasilnya, saya dan teman saya tadi sama-sama mendapat nilai yang bagus".

Kiai Ahid mendengarkan dengan cermat curahan hati muridnya. Sambil tersenyum beliau menanggapi, "Dengan belajar, kamu mendapatkan nilai yang bagus. Sementara dengan mencontek ada temanmu yang juga bisa mendapatkan nilai bagus. Kamu lelah dalam belajarmu, sementara temanmu itu tidak. Rasanya, hal ini memang tidak sepadan"

Kiai Ahid menghela napasnya, "Namun Apakah nilai bagus yang diperoleh dari belajar sama dengan nilai bagus yang diperoleh dari mencontek?! Dengan belajar, kita menjadi bisa. Sementara mencontek seseorang tetap berada di kubangan kebodohan, setinggi apapun nilai yang bisa diperolehnya dalam raport sekolah".

Dalam surah al-Zumar ayat 9, Allah Ta'ala menegaskan bahwa orang yang mengetahui selamanya tidak akan sama dengan orang yang tidak mengetahui. Orang yang mengetahui dibaratkan sebagai orang hidup dan bisa melihat, sementara orang yang bodoh adalah orang mati yang buta dan berada dalam kegelapan (QS. al-Ra'd ayat 16, dan Fathir ayat 19-22). Ilmu adalah kebaikan, dan kebodohan adalah keburukan. Dalam ayat 100 surah al-Maidah, Allah Ta'ala mengukuhkan bahwa sebanyak apapun keburukan yang ada, kebaikan akan selalu menjadi pemenangnya.

Di sekolah, demikian juga di tempat kerja, mungkin kita dapati ada orang yang malas dan menyia nyiakan amanah yang diembannya. Orang ini justru diberikan peluang dan penghargaan yang sebenarnya tidak layak ia peroleh. Di waktu yang sama, kita merasa sudah belajar dan bekerja dengan baik, namun penghargaan yang kita dapati tidaklah sepadan. Hal ini bisa memunculkan perasaan tidak nyaman di hati kita.

Namun kita jangan lupa, bahwa Allah Ta'ala Maha Melihat lagi Maha Bijaksana. Segala kebaikan dan keburukan yang dilakukan hamba-Nya, pastilah Dia mengetahuinya. Kita belajar agar menjadi orang yang mengetahui, dan kita bekerja dalam rangka mengemban amanah yang kita emban. Kita tidak usah repot mengharapkan penghargaan dari manusia atas apa yang kita lakukan, karena kita belajar dan bekerja karena Allah Ta'ala bukan pamrih manusia.

Biarlah orang lain berlaku malas, tidak menunaikan amanahnya, atau bahkan menyelewengkannya. Biarlah kita tetap konsisten dalam mengemban amanah dan melakukan kebaikan. Karena kebaikan apapun yang kita lakukan, manfaatnya akan kembali kepada diri kita sendiri. Dalam surah al-Taubah ayat 105 Allah Ta'ala berfirman, "Katakanlah: Beramallah (bekerjalah) kalian! Maka Allah akan melihat amalmu (pekerjaanmu), demikian juga rasul-Nya dan seluruh mukmin (akan melihat amalmu). Kalian akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui segala yang ghaib dan yang nampak, kemudian Dia akan memaparkan apa-apa yang kalian telah kerjakan". (andiwowo@yahoo.com)

(dimuat di majalah CERDASIN)