ME...

ME...
MUSCAT-OMAN 2005

Selasa, 30 November 2010

Mereka (Juga) Anak Kita

Sore itu angin semilir berhembus. Ohim duduk di bawah pohon mangga sambil memandangi anak-anak kecil bermain di halaman masjid. Cuaca yang cerah tidak bisa menutupi kegalauan yang nampak di wajah Ohim.

Kiai Ahid melihat Ohim yang murung, iapun menghampirinya. “Kok murung, Him? Nampaknya ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu” Sapa Kiai Ahid.

Ohim bukan santri, usianya sudah cukup tua untuk disebut sebagai santri. Ia diminta kiai Ahid untuk tinggal di pesantren dan membantu beliau mengurus santri-santri.

“Melihat anak-anak itu bermain, saya jadi teringat anak-anak saya...” Jawab Ohim dengan lirih. “Semenjak terpisah dari istri, saya tidak pernah lagi mendengar kabar mereka”.

Kiai Ahid menghela napas dan tersenyum, “Kau lihat anak-anak itu sedang bermain?”. Ohim menganggukkan kepalanya mengiyakan. “Anak-anak itu ada di sini, di dekatmu. Kau melihatnya, bisa menyentuhnya dan mendengar suaranya. Anggap saja mereka adalah anak-anakmu. Sayangi mereka, kasihi mereka, bantulah mereka, dan jadilah teman sekaligus orang tua bagi mereka”. Kiai Ahid kembali tersenyum. “Kemudian tawakkallah kepada Allah Ta'ala. Semoga anak-anakmu yang ada di tempat yang antah berantah itu mendapati orang-orang yang ikhlas menyayangi mereka, mengasihi dan membantu mereka”.

Tersentak dengan jawaban kiai Ahid, Ohim tersenyum, dan bergumam, “Betul Kiai...Saya akan memperlakukan santri dan anak-anak yang saya temui sebagaimana saya memperlakukan anak kandung saya sendiri. Saya yakin, anak-anak kandung saya juga akan mendapatkan perlakuan yang sama”.

Guru yang baik, akan memperlakukan anak didiknya selayaknya ia memperlakukan anak kandungnya sendiri. Ia akan mengajar dengan penuh kerelaan (karena guru adalah relawan), berbahagia dengan prestasi muridnya, dengan berupaya memperbaiki kekurangan dan kesalahan muridnya. Guru yang baik menganggap anak, siapapun orang tuanya, sebagai anugerah sekaligus ujian.

Allah Ta'ala menyediakan pahala yang besar bagi mereka yang bisa merawat dan mendidik anak dengan baik (QS. Al-Anfal ayat 28, al-Kahf ayat 46). Menjadi guru adalah ibadah yang menenteramkan hati. Selamat beribadah di sekolah...(dimuat di majalah cerdasin edisi 05/Desember 2010)

Tidak ada komentar: